Pollution Caused By Industrial

causing air pollution caused by the smoke, polluting the soil and water due to industrial waste.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, April 14, 2013

Pengurus LPLHI-KLHI Kota Waringin Baru - Kalimantan Tengah


Hutan Kalimantan Tengah akan musnah 2017,

Hutan Kalimantan Tengah musnah 2013
Hutan Kalimantan Tengah akan musnah 2017,

Salah kelola

Organisasi aktivis hutan dunia, WWF Indonesia memprediksikan bahwa hutan Kalimantan Tengah akan musnah antara 2013-2013 berdasarkan data tutupan hutan kalimantan dari 1900 hingga sekarang dengan menggunakan proyeksi konservatif dan proyeksi pesimistis.
Menurut Koordinator Wilayah WWF Indonesia Kaliantan Tengah Rosenda Ch. Kasih, proyeksi konservatif atau pengelolaan hutan secara lestari kerusakan hutan dapat ditekan sebesar 781.529 Ha per tahun. Apabila terjadinya kesalahan dalam pengelolaan hutan atau proyeksi pesimistis maka hutan akan hilang 1.240.000 Ha per tahun. Jika tutupan hutan Kalteng seluas 8.635.944,854 Ha. maka hutan Kalteng akan hilang antara tahun 2013 – 2017.
Dia menambahkan, data tutupan lahan yang dikumpulkan dari 1900 tersebut diproyeksikan per 25 tahun, bahkan akhir-akhir ini menjadi per 10 tahun melihat laju kerusakan hutan yang semakin cepat.
Pengelolaan hutan yang salah dapat dilihat dari banyaknya pembukaan lahan tanpa memperhatikan aspek lingkungan, sosial, Budaya, dan aspek ekonomi.
Selain pengelolaan hutan yang salah dari sisi kebijakan, hilangnya hutan juga disebabkan oleh kebakaran hutan, pembalakan liar, pertambangan dan pembukaan perkebunan sawit secara besar-besaran.

SEDIKIT BUAH PIKIRAN MENGENAI LINGKUNGAN

Dikatakan bahwa Indonesia adalah zamrud khatulistiwa. Setujukah Anda? Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Tapi, itu jika berpuluh- puluh tahun lalu, saat Indonesia masih awal- awal terbentuk. Saat ini, mungkin julukan zamrud khatulistiwa sudah tidak tepat. Karena lama- kelamaan, "zamrud" itu akan hilang, jika tindakan penyalahgunaan hutan terus terjadi. Perlu diketahui, bahwa setiap tahun semakin banyak hutan yang rusak di Indonesia.

Saat ini, banyak hutan di Indonesia yang beralih fungsi. Diantaranya hutan lindung yang berubah fungsi menjadi areal perkebunan, hutan yang berubah menjadi areal pemukiman masyarakat, hutan yang berubah menjadi tambang batu bara, hutan yang gundul karena dibabat habis kayunya untuk dijual, hutan yang tadinya hijau berubah menjadi areal penambangan emas atau penambangan yang lainnya. Intinya, saat ini hutan di Indonesia semakin sempit. Dan yang membuat hutan kita semakin sedikit adalah orang -orang yang tidak bertanggung jawab, yang hanya memikirkan kepentingan sendiri, tanpa memikirkan nasib anak cucu kita kelak.

Eksploitasi hutan secara berlebihan telah terjadi di Indonesia. Entah sadar atau tidak, tapi semakin hari semakin marak saja. Tercatat 3,8 juta hektare hutan Indonesia rusak setiap tahunnya. Bayangkan! 3,8 juta hektare itu seberapa luasnya?

Secara umum, alasan orang- orang mengeksploitasi hutan secara berlebihan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Motif ekonomi. Itulah alasan utama, mengapa mereka sampai tega merusak hutan yang ada. Karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar, kecurangan- kecurangan pun dilakukan. Contohnya saja, hutan yang sudah jelas- jelas dinyatakan hutan lindung berubah menjadi daerah pertambangan batu bara. Karena keuntungan pertambangan batu bara yang menggiurkan, mereka tidak peduli lagi tentang apa yang kan terjadi jika hutan- hutan berubah fungsi.

Saat kita masih bersekolah di sekolah dasar, pasti pernah diajarkan apa itu fungsi hutan bukan? Fungsi - fungsi hutan diantaranya: sebagai penyuplai oksigen bagi makhluk hidup, kayunya dapat dimanfaatkan untuk industri, dan untuk membuat rumah, sebagai tempat tinggal bagi hewan- hewan, dan pohon- pohon yang ada dalam hutan dapat bermanfaat untuk menyerap air, sehingga tidak terjadi banjir dan kekeringan. Dari fungsi- fungsi diatas, yang merupakan fungsi yang paling bersinggungan dengan manusia adalah adalah sebagai penyuplai oksigen, dan sebagai sumber resapan air. Bayangkan saja setiap hari berapa luas hutan yang rusak, berarti setiap hari pula suplai oksigen kita menurun, dan juga setiap hari ancaman akan banjir, tanah longsor, dan kekeringan selalu mengintai, seiring dengan rusaknya hutan kita.

Contoh nyata bagaimana kerusakan hutan sangat berpengaruh bagi manusia adalah ketika peristiwa banjir bandang di Wasior, Papua Barat. Walaupun banyak polemik yang berkembang, tentang bagaimana atau apa penyebab dari peristiwa banjir bandang ini, namun di duga kuat karena pembalakan liar yang merajalela. Ada yang menyatakan bahwa banjir bandang di Wasior terjadi karena curah hujan yang tinggi, sedangkan ada yang menyatakan bahwa banjir bandang terjadi karena adanya pembalakan liar, yang di dukung dengan bukti adanya kayu gelondongan yang ikut hanyut bersama banjir. Kayu gelondongan itu terpotong rapi, sehingga tidak mungkin jika itu karena tercabut dari akarnya saat banjir menyerang. Pernyataan diatas benar- benar bertolak belakang. Namun jujur saja, saya lebih mempercayai bahwa banjir tersebut terjadi karena pembalakan liar. Mengapa? Jika mengacu pada pernyataan bahwa banjir bandang terjadi karena curah hujan tinggi itu terkesan imposible, tidak mungkin. Karena Wasior itu di Papua, yang kurang lebih 3/4 daerahnya masih hutan. Wasior bukan Jakarta yang jika curah hujan tinggi, maka akan langsung banjir. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka seharusnya airnya bisa tertahan di akar- akar pohon. Namun, karena pembalakan liar, tidak ada pohon yang menahan air hujan sehingga terjadilah banjir bandang tersebut dan akhirnya puluhan rumah hancur, dan ratusan orang meninggal dunia.

Selain masalah Wasior, masalah yang saat ini mulai mengkhawatirkan adalah banyaknya penambangan batubara di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur. Berdasarkan artikel yang saya jumpai di salah satu media online, tercatat pada 2011 menunjukkan, di Kaltim terdapat 319 Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eskplorasi dan 473 IUP Operasi Produksi atau total izin yang dikeluarkan di Kaltim mencapai 789 izin. Total lahan yang sudah dijadikan sebagai pertambangan mencapai 3.911.206, 21 hektare.

Daerah yang paling banyak mengeluarkan izin adalah Kukar sebanyak 224 perizinan dengan total luasan mencapai 729.914, 41 hektare. Menyusul Kubar 223 perizinan dengan luasan lahan mencapai 1.217.624 hektare.

Data diatas, pasti akan bertambah. Itu berarti jumlah luasan lahan yang akan berubah fungsi menjadi daerah pertambangan akan semakin bertambah. Bayangkan saja, lahan yang semula hijau kan berubah menjadi lahan pertambangan. Daerah yang semulanya menjadi tempat tinggal para binatang, akan berubah, menjadi daerah coklat yang hanya penuh dengan debu sisa pertambangan. Pohon-pohon yang indah, akan habis dan mati, mengalah pada orang- orang yang berkuasa dengan uang mereka. Suara indah angin membelah kesunyian hutan bersama suara indah burung- burung penyanyi hutan akan tergantikan oleh suara angkutan berat pertambangan yang lalu lalang memecah kesunyian. Itulah yang akan terjadi.

Ini foto tentang pertambangan batubara di kalimantan. Bayangkan berapa luas hutan yang dihancurkan, dan berapa banyak hewan yang kehilangan tempat tinggalnya.
Ini gambar lain tentang pertambangan. Mungkin kalau ada yang bertanya "Trus gue harus bilang wow gitu??" Mungkin Anda memang harus mengatakan "Wow" tentang apa yang terjadi pada lingkungan bekas pertambangan tersebut

Sebenarnya tidak salah untuk mencari kekayaan. Tidak ada larangan bagi seseorang untuk mencari kekayaan. Namun, ada baiknya jika mereka juga memperhatikan lingkungan sekitar. Saya miris ketika melihat banyaknya hutan yang berubah fungsi. Kita tidak bisa terus membiarkan hal ini terjadi. Kita manusia tidak bisa terpisahkan dari alam. Kita membutuhkan alam, dan alam membutuhkan kita untuk menjaganya. Banyak hal negatif yang kan timbul jika terjadi kerusakan pada alam, khususnya hutan. Mungkin ada baiknya, jika kita tidak hanya kasihan pada diri kita sendiri. Janganlah kita kasihan pada ego kita yang merasa belum cukup atas apa yang kita miliki. Kasihanlah pada Alam yang telah memberikan manfaatnya yang besar pada kita. Kasihanlah pada anak cucu kita kelak. Jika kita merusak alam kita, apakah yang akan kita wariskan pada mereka? Harta? Harta sebanyak apa pun, tidak bisa membeli indahnya alam buatan Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita lindungi alam kita! :)