Dikatakan bahwa Indonesia adalah zamrud
khatulistiwa. Setujukah Anda? Saya setuju dengan pernyataan tersebut.
Tapi, itu jika berpuluh- puluh tahun lalu, saat Indonesia masih awal-
awal terbentuk. Saat ini, mungkin julukan zamrud khatulistiwa sudah
tidak tepat. Karena lama- kelamaan, "zamrud" itu akan hilang, jika
tindakan penyalahgunaan hutan terus terjadi. Perlu diketahui, bahwa setiap tahun semakin banyak hutan yang rusak di Indonesia.
Saat ini, banyak hutan di Indonesia yang beralih fungsi. Diantaranya
hutan lindung yang berubah fungsi menjadi areal perkebunan, hutan yang
berubah menjadi areal pemukiman masyarakat, hutan yang berubah menjadi
tambang batu bara, hutan yang gundul karena dibabat habis kayunya untuk
dijual, hutan yang tadinya hijau berubah menjadi areal penambangan emas
atau penambangan yang lainnya. Intinya, saat ini hutan di Indonesia
semakin sempit. Dan yang membuat hutan kita semakin sedikit adalah orang
-orang yang tidak bertanggung jawab, yang hanya memikirkan kepentingan
sendiri, tanpa memikirkan nasib anak cucu kita kelak.
Eksploitasi hutan secara berlebihan telah terjadi di Indonesia. Entah
sadar atau tidak, tapi semakin hari semakin marak saja. Tercatat 3,8
juta hektare hutan Indonesia rusak setiap tahunnya. Bayangkan! 3,8 juta
hektare itu seberapa luasnya?
Secara umum, alasan orang- orang
mengeksploitasi hutan secara berlebihan adalah untuk mendapatkan
keuntungan yang besar. Motif ekonomi. Itulah alasan utama, mengapa
mereka sampai tega merusak hutan yang ada. Karena ingin mendapatkan
keuntungan yang besar, kecurangan- kecurangan pun dilakukan. Contohnya
saja, hutan yang sudah jelas- jelas dinyatakan hutan lindung berubah
menjadi daerah pertambangan batu bara. Karena keuntungan pertambangan
batu bara yang menggiurkan, mereka tidak peduli lagi tentang apa yang
kan terjadi jika hutan- hutan berubah fungsi.
Saat kita masih
bersekolah di sekolah dasar, pasti pernah diajarkan apa itu fungsi hutan
bukan? Fungsi - fungsi hutan diantaranya: sebagai penyuplai oksigen
bagi makhluk hidup, kayunya dapat dimanfaatkan untuk industri, dan untuk
membuat rumah, sebagai tempat tinggal bagi hewan- hewan, dan pohon-
pohon yang ada dalam hutan dapat bermanfaat untuk menyerap air, sehingga
tidak terjadi banjir dan kekeringan. Dari fungsi- fungsi diatas, yang
merupakan fungsi yang paling bersinggungan dengan manusia adalah adalah
sebagai penyuplai oksigen, dan sebagai sumber resapan air. Bayangkan
saja setiap hari berapa luas hutan yang rusak, berarti setiap hari pula
suplai oksigen kita menurun, dan juga setiap hari ancaman akan banjir,
tanah longsor, dan kekeringan selalu mengintai, seiring dengan rusaknya
hutan kita.
Contoh nyata bagaimana kerusakan hutan sangat
berpengaruh bagi manusia adalah ketika peristiwa banjir bandang di
Wasior, Papua Barat. Walaupun banyak polemik yang berkembang, tentang
bagaimana atau apa penyebab dari peristiwa banjir bandang ini, namun di
duga kuat karena pembalakan liar yang merajalela. Ada yang menyatakan
bahwa banjir bandang di Wasior terjadi karena curah hujan yang tinggi,
sedangkan ada yang menyatakan bahwa banjir bandang terjadi karena adanya
pembalakan liar, yang di dukung dengan bukti adanya kayu gelondongan
yang ikut hanyut bersama banjir. Kayu gelondongan itu terpotong rapi,
sehingga tidak mungkin jika itu karena tercabut dari akarnya saat banjir
menyerang. Pernyataan diatas benar- benar bertolak belakang. Namun
jujur saja, saya lebih mempercayai bahwa banjir tersebut terjadi karena
pembalakan liar. Mengapa? Jika mengacu pada pernyataan bahwa banjir
bandang terjadi karena curah hujan tinggi itu terkesan imposible, tidak
mungkin. Karena Wasior itu di Papua, yang kurang lebih 3/4 daerahnya
masih hutan. Wasior bukan Jakarta yang jika curah hujan tinggi, maka
akan langsung banjir. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka
seharusnya airnya bisa tertahan di akar- akar pohon. Namun, karena
pembalakan liar, tidak ada pohon yang menahan air hujan sehingga
terjadilah banjir bandang tersebut dan akhirnya puluhan rumah hancur,
dan ratusan orang meninggal dunia.
Selain masalah Wasior,
masalah yang saat ini mulai mengkhawatirkan adalah banyaknya penambangan
batubara di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur. Berdasarkan
artikel yang saya jumpai di salah satu media online, tercatat pada 2011
menunjukkan, di Kaltim terdapat 319 Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eskplorasi dan 473 IUP Operasi Produksi atau total izin yang dikeluarkan
di Kaltim mencapai 789 izin. Total lahan yang sudah dijadikan sebagai
pertambangan mencapai 3.911.206, 21 hektare.
Daerah yang
paling banyak mengeluarkan izin adalah Kukar sebanyak 224 perizinan
dengan total luasan mencapai 729.914, 41 hektare. Menyusul Kubar 223
perizinan dengan luasan lahan mencapai 1.217.624 hektare.
Data
diatas, pasti akan bertambah. Itu berarti jumlah luasan lahan yang akan
berubah fungsi menjadi daerah pertambangan akan semakin bertambah.
Bayangkan saja, lahan yang semula hijau kan berubah menjadi lahan
pertambangan. Daerah yang semulanya menjadi tempat tinggal para
binatang, akan berubah, menjadi daerah coklat yang hanya penuh dengan
debu sisa pertambangan. Pohon-pohon yang indah, akan habis dan mati,
mengalah pada orang- orang yang berkuasa dengan uang mereka. Suara indah
angin membelah kesunyian hutan bersama suara indah burung- burung
penyanyi hutan akan tergantikan oleh suara angkutan berat pertambangan
yang lalu lalang memecah kesunyian. Itulah yang akan terjadi.
Ini foto tentang pertambangan batubara di kalimantan. Bayangkan berapa
luas hutan yang dihancurkan, dan berapa banyak hewan yang kehilangan
tempat tinggalnya.
Ini gambar lain tentang pertambangan. Mungkin
kalau ada yang bertanya "Trus gue harus bilang wow gitu??" Mungkin Anda
memang harus mengatakan "Wow" tentang apa yang terjadi pada lingkungan
bekas pertambangan tersebut
Sebenarnya tidak salah untuk
mencari kekayaan. Tidak ada larangan bagi seseorang untuk mencari
kekayaan. Namun, ada baiknya jika mereka juga memperhatikan lingkungan
sekitar. Saya miris ketika melihat banyaknya hutan yang berubah fungsi.
Kita tidak bisa terus membiarkan hal ini terjadi. Kita manusia tidak
bisa terpisahkan dari alam. Kita membutuhkan alam, dan alam membutuhkan
kita untuk menjaganya. Banyak hal negatif yang kan timbul jika terjadi
kerusakan pada alam, khususnya hutan. Mungkin ada baiknya, jika kita
tidak hanya kasihan pada diri kita sendiri. Janganlah kita kasihan pada
ego kita yang merasa belum cukup atas apa yang kita miliki. Kasihanlah
pada Alam yang telah memberikan manfaatnya yang besar pada kita.
Kasihanlah pada anak cucu kita kelak. Jika kita merusak alam kita,
apakah yang akan kita wariskan pada mereka? Harta? Harta sebanyak apa
pun, tidak bisa membeli indahnya alam buatan Tuhan. Oleh karena itu,
marilah kita lindungi alam kita! :)
Sunday, April 14, 2013
SEDIKIT BUAH PIKIRAN MENGENAI LINGKUNGAN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment